Sundul.id – Kontroversi Rocky Gerung yang diduga menghina Presiden Joko Widodo telah menarik perhatian publik. Peristiwa ini menimbulkan perdebatan sengit di kalangan masyarakat. Bagaimana kronologinya? Simak artikel ini sampai akhir!
Kronologi Tuduhan Hina Presiden
Pada akhir Juli 2023, Rocky Gerung, seorang intelektual dan pakar filsafat, dikabarkan membuat pernyataan kontroversial yang diduga mencemari nama baik Presiden Jokowi. Pernyataan tersebut diucapkan dalam sebuah acara diskusi publik acara buruh di Bekasi, yang dihadiri oleh berbagai kalangan. Konten pernyataannya pun tersebar di berbagai platform media sosial, sehingga menjadi viral dan menimbulkan reaksi beragam dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT

Rocky Gerung mengaku sengaja menyebut Presiden Jokowi sebagai “bajingan” karena “menjual negara ke pengusaha China” demi pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) ketika melakukan kunjungan kerja ke China beberapa waktu lalu.
“Begitu Jokowi kehilangan kekuasaan dia jadi rakyat biasa, enggak ada yang peduli nanti. Tapi ambisi Jokowi adalah pertahankan legacy. Dia masih ke China nawarin IKN. Masih mondar-mandir dari ke koalisi ke koalisi lain, cari kejelasan nasibnya,” ucap Rocky Gerung.
“Dia pikirin nasibnya sendiri, dia enggak pikirin kita. Itu baji**an yang tolol. Kalau dia bajingan pintar, dia mau terima berdebat dengan Jumhur Hidayat, tapi bajingan tolol sekaligus pengecut. Bajingan tapi pengecut,” tuturnya melanjutkan
Kalimat-kalimat sarkas dalam potongan dialog diatas itulah yang membuat dirinya dituduh menghina Presiden Jokowi.
Pihak yang Melaporkan
Setelah pernyataan kontroversial Rocky Gerung tersebar, kelompok masyarakat pendukung Jokowi melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang, kepolisian. Laporan tersebut menuduh Rocky Gerung telah melakukan penghinaan terhadap Presiden Jokowi, yang dianggap sebagai pelanggaran hukum.
Adapun laporan di Polda Metro Jaya dibuat oleh Relawan Indonesia Bersatu, pada Senin 31 Juli 2023 malam. Laporan teregistrasi dengan nomor LP/B/4459/VII/2023/POLDA METRO JAYA.
Tanggapan Jokowi
Presiden Jokowi sendiri memberikan tanggapannya terkait masalah ini melalui konferensi pers di Istana Negara. Beliau menyatakan bahwa pihaknya menghormati kebebasan berpendapat dan berbicara, namun tetap mengingatkan bahwa setiap pernyataan harus dilakukan dengan bijaksana dan menghormati martabat serta kehormatan pribadi orang lain, termasuk jabatan Presiden. Jokowi menegaskan pentingnya menjaga kesatuan dan persatuan bangsa, serta menghindari perpecahan akibat perbedaan pendapat.
Presiden Jokowi juga menekankan bahwa jika ada pernyataan yang dapat merusak persatuan dan kesatuan, maka hukum yang berlaku akan menentukan tindakan yang tepat. Namun, beliau menitipkan pesan bahwa lebih baik membangun dialog yang konstruktif dalam bingkai kebhinekaan, daripada menyebarkan pernyataan yang dapat menimbulkan konflik di masyarakat.